MENHAN : " Memangnya Ada Negara Yang Berani Menyerang INDONESIA dengan Ratusan Juta Rakyatnya " ?



Perseteruan Laut Cina Selatan saban tahun selalu memanas. Terbaru, kapal perang punya negara Abang Sam itu tidak mematuhi wilayah 12 mil laut yang diklaim Cina masuk wilayahnya. Kapal perang UUS Lassen dengan peluru kendali penghancur itu terdeteksi di seputar karang Subi serta Mischief di kepulauan Spratly.

Pastinya ancaman untuk Indonesia demikian dekat bila perang terbuka oleh dua negara itu berlangsung di Laut Cina Selatan. Mulai sejak memanasnya Perseteruan Laut Cina Selatan, Indonesia sebagai satu diantara negara yang miliki posisi tawar bakal konflik dua negara itu telah lakukan beragam usaha. Salah nya ialah mengadakan patroli berbarengan.

Sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu juga berusaha supaya Perseteruan Laut Cina Selatan betul-betul tidak berlangsung. Satu diantaranya adalah lakukan lawatan ke ke dua negara itu untuk lakukan kunjungan mengulas masalah ini. “Kalau saya katakan cuma satu langkah merampungkan ini, yakni kebersamaan, ” tutur Ryamizard waktu terlibat perbincangan dengan merdeka. com di kantornya, Rabu tempo hari.

“Saya bergerak tdk ngawur, ada patokan. Yaitu diplomasi Kementerian Pertahanan. Jadi saya tegaskan dalam pembukaan turut dan mendamaikan dua negara bertikai, perdamaian dunia. Itu amanat untuk bangsa ini. Saya bergerak untuk mendamaikan. Saya katakan tak ada lagi perang”

Tetapi sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard juga mempersiapkan semua peluang yang berlangsung. Satu diantaranya adalah memperkuat kiat pertahanan perang Indonesia dengan mempersiapkan bala tentara tersebut rakyatnya lewat bela negara. Maksudnya yaitu biar negara lain memikirkan lebih jauh untuk melakukan tindakan dengan Indonesia.

“Kita miliki 100 juta rakyat (baca ; Rakyat Dewasa), ada yang berani menyerang 100 juta? Tdk berani, ” katanya mengatakan.

Tersebut cuplikan wawancara dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada Laurel Benny Saron Silalahi serta Arbi Sumandoyo dari merdeka. com masalah Perseteruan Laut Cina Selatan serta pertahanan Indonesia.

Perseteruan Laut Cina Selatan setiap tahun senantiasa memanas, bagaimana Anda sebagai Menteri Pertahanan lihat ini?

Tdk memanas. Tempo hari sebelumnya saya lakukan tindakan saya saksinya, tempo hari itu zonanya masih tetap merah saat ini tinggal kuning. Saya bergerak ke Cina, saya bergerak ke Amerika, saya makan malam dengan kedutaan disana, saya bicara disana juga. Pada akhirnya Cina terbuka, dahulu mana dapat Cina terbuka. Hingga dia katakan, oke. Dahulu tidak pingin. Ini halaman tempat tinggal kita berbarengan, mari kita jagalah keduanya sama kan terbuka. Saat ini telah kuning.

Namun tempo hari kapal perang Amerika udah merapat ke laut Cina?

Itu patroli saja, inspirasi kan dari saya. Saat ini Amerika juga. Bila saya katakan cuma satu langkah merampungkan ini, yaitu kebersamaan. Bahkan juga patroli perang tak bagus, saya katakan patroli perdamaian. Tempo hari Amerika dialog juga sama kita, mengapa Laut Cina Selatan begini, Cina katakan beberapa ribu orang lalu-lalang melalui lokasi mereka namun apakah mereka lalui lokasi kita, kita larang, tak silahkan saja. Bila berapakah mil dari tempat tanah semua jenis tak bisa, bila yang lain silahkan saja, telah terbuka dia.

Terlebih dulu Cina juga mengklaim Pulau Natuna itu masuk lokasi mereka?

Tidak itu. Namun memanglah ada batasan sedikit yang punya mereka, Siapa yang katakan Pulau Natuna. Jadi memanglah ada batasan pada punya Cina dan punya kita, namun itu tak ada masalah

Terkecuali patroli berbarengan apa usaha Anda, mengingat Indonesia miliki posisi tawar merampungkan perseteruan laut Cina Selatan?

Saya bergerak tdk ngawur, ada patokan. Yaitu diplomasi Kementerian Pertahanan. Jadi saya tegaskan dalam pembukaan turut dan mendamaikan dua negara bertikai, perdamaian dunia. Itu amanat untuk bangsa ini. Saya bergerak untuk mendamaikan. Saya katakan tak ada lagi perang. Hingga ada tulisan dari Amerika berapakah bln. lantas, Menhan Ryamizard menyebutkan ‘Mari kita menyebutkan ga ada perang lagi, perhatian tak membunuh namun menyelamatkan manusia’. Itu segera tulisan dari Amerika. Jadi saya pergi ke Cina, Amerika yakin tdk cemburu. Saya kesini Cina tdk apa-apa. Dia katakan sama staff saya, saya sepakat sama Menhan, dia netral ingin ke Amerika tiada permasalahan. Kita perlihatkan kita netral, bila tak netral sulit masuk kita. Tdk terima. Di Asia sendiri ada yang ke Cina, ada yang ke Amerika. Lalu kita ini negara Non Blok. Kita, seperti Mesir serta Maroko. Itu kita pegang. Dengan itu kita kerjakan politik bebas aktif. Bebas ke mana-mana saja. Aktif, saya aktif.

Amerika mendorong patroli di Laut Cina Selatan ditingkatkan, termasuk juga dia bakal kirim pertolongan?
Iya semua, Amerika, Cina tuh berebut memberi pertolongan. Kita bangun Pulau Natuna. Kelak bila susah baru minta bantu, saat ini kita kerja sendirilah, saat minta-minta. Kemauan baik mereka ada, lantaran apa, mereka yakin. Keyakinan ini tdk bisa hingga hilang. Ini mahal. Tensi tak bertambah, namun turun. Hijau, kuning, merah. Saat ini merah, lantas kuning. Bila hijau masihlah begitu lama, tak mudah. Bila mepet-mepet hijau telah bagus kan. Kita masihlah mepet merah.

Adakah usaha berbarengan negara-negara Asean untuk memastikan lokasi hawa ataupun laut untuk mengamankan Laut Cina Selatan?

Saat ini tinggal koordinasi saja. Saya minta kelak koordinasi angkatan hawa kita dengan angkatan udara dia. Lalu saya juga menyekolahkan hukum-hukum hawa di Kanada. Hukum laut di Belanda bila tidak salah. Kita belajar agar tahu hukum demikian. Yang utama di Asean ini mesti jadi contoh, terlebih Timur Tengah. Saya ngomong saat ke Iran tempo hari, mengapa anda demikian, contoh dong Indonesia. Saat kita membuat Asean ada perjanjian bila berlangsung perselisihan janganlah memakai dengan kekerasan bersenjata, kerjakan dengan dialog. 48 th. telah teruji. Saat saya dahulu Bagaimana keamanan di Asia. Saya katakan contoh Asean dong, contoh yang benar. Ini 48 th., ini contoh. Jadi komunikasi yang utama, saya buka komunikasi dengan Cina, komunikasi dengan Amerika, komunikasi dengan Cina, Amerika, korea, Jepang, bagaimana ini gini gini gini.

Pokoknya kita janganlah buat beberapa hal yang bikin ribut, bila ribut mengapa, rakyat sulit. Tempo hari di koran Malaysia ada tiga yang dimuat, Cina, Amerika, serta kita paling panjang tulisannya. Mari kita kecilkan ketidaksamaan, besarkan kesamaan. Itu ditulis besar-besar. Bila kita membesarkan ketidaksamaan akan tidak hingga. Perbanyak kesamaan ini jadi utama. Itu tulisan besar-besar lho. Selalu jelas berapakah kali saya bicara itu jadi ditunggu orang, lantaran saya lain dari yang lain. Dari mulai di Hotel Shangrila, lalu Beijing, kepala staff angkatan darat ditunggu, difoto-foto. Kok tentara dapat bicara keamanan sih, bicara perdamaian. Artinya saya telah mengesahkan undang-undang. Nah untuk demikian netral. Jadi saya jagalah netralitas itu. Kita negara besar lho.

Bagaimana dengan keadaan pertahanan Indonesia sekarang?

Bila di lokasi kita udah bagus tidak ada permasalahan, namun yang dihitung bukanlah Alutsista. Saya sebagai Menteri Pertahanan mempersiapkan kiat untuk pertahanan, untuk perang dan sebagainya, pertama saya mempersiapkan tentaranya, profesional dapat militan ke-2 Alutsista yang paling akhir rakyat itu bela negara tadi. Kita miliki 100 juta rakyat, ada yang berani menyerang 100 juta?, tdk berani.

Dapat disebutkan bela negara itu disediakan sebagai persiapan perang?

Negara dalam kondisi perang yah mesti siap. Saat ada orang perang dia jadi pergi, enak saja. Mari kita hadapi berbarengan demikian semestinya. Kita mesti belajar, orang yg tidak belajar itu bodoh benar, coba saja dari kecil kita telah belajar histori umpamanya kisah Nabi Adam, pembunuhan pertama kalinya dikerjakan Nabi Musa, itu pelajaran. Semuanya kan otak kita yang mengatur, kita jalan otak kita yang mengatur, benar kan, jadi wawasan kebangsaan serta moral agama itu utama.

Bagaimana dengan Alutsista kita?

Kita telah dapat produksi kepal selam sendiri nanti ke depan kita buat saja sejumlah banyak, pesawat terbang kita bakal buat, kita telah hubungan kerja sama Jepang. Dia telah bertanya tanya bagaimana jadi tak buat pesawat saya katakan mudah itu, Korea juga telah bertanya tanya, kapal selam semua jenis kita beli. Jadi tdk kalah-kalah lah, namun yang diliat orang bukanlah Alutsista, yang diliat tentaranya, rakyat itu diliat. Telah saya katakan saat diskusi di Texas 2013 bila perang di Indonesia bukanlah melawan tentara namun semua rakyat mana dapat. Terlebih saya katakan udah militan wah lebih takut.

Banyak yang lihat jenis pertahanan kita tidak cocok dengan perubahan, lantaran perang sekarang ini memanfaatkan tehnologi?

Salah, dia lihat orang negara mana. Negara kita tak dapat disebut demikian kuat negara kita, bela negara dahulu. Dari situ tak dapat katakan gitu. Jadi janganlah dikira sepele, Singapura beberapa macam sama kita, sejuta saja orang menyeberang kesan kalang kabut mereka. Lalu perang, dahulu bila ingin perang itu yang diliat Alutsista senantiasa itu, bila saya tdk, ada dua. Satu ancaman yang belum riil perang, saya katakan perang itu belum riil negara Asia saja tak ada. Kita kan saksikan lokasi dekat dahulu tak perlu jauh-jauh. Negara di Asia telah berjanji, Australia juga telah berjanji, walau sebenarnya mereka berasumsi kita ancaman, walau sebenarnya kita umum saja kita tak berasumsi. Jadi orang itu kita saksikan amat sedikit peluangnya, terkecuali diliat dari kondisi ke depan kelak.

Lihat kondisi saat ini saya rasa akan tidak ada perang. Perang saat ini itu tdk mudah, beberapa orang didunia juga memarahi. Yang ke-2 itu ancaman yang riil ada delapan yakni, teroris, bencana alam, pecahan bumi, pelanggaran pencurian ikan, pemberontakan separatis, wabah penyakit, ancaman cyber serta paling akhir narkoba.

Menurut Anda apakah masihlah butuh biaya Alutsista kita masihlah di ambil dari APBN?

Saya tekankan tak bisa ada pihak ketiga ikut serta, yang memastikan yaitu kita Menteri Pertahanan dengan anjuran dari panglima TNI. Saya tdk bisa memakai relasi, tentu senantiasa ada orang ketiga. Namun saya senantiasa memastikan bila ingin beli ini dapatkan saya sama penjual, itu ada ketentuannya demikian. Saya terkadang segera ketemu, saat ini saya ubah.

Bila di banding negara lain seberapa besar kemampuan kita?

Pertahanan kita itu didunia nomer 12 dihitung rakyatnya. Terlebih bila bela negara ini berhasil saya meyakini bakal masuk 10 besar itu yang saya katakan. Beberapa orang yg tidak tahu. Kebenaran itu melalui tiga step satu ditertawakan orang, dikritik serta baru kelak berasa benarnya waktu kita telah tak ada.



sumber : http://www.kesehatan69.com/2016/10/menhan-memangnya-ada-negara-yang-berani.html
MENHAN : " Memangnya Ada Negara Yang Berani Menyerang INDONESIA dengan Ratusan Juta Rakyatnya " ? MENHAN : " Memangnya Ada Negara Yang Berani Menyerang INDONESIA dengan Ratusan Juta Rakyatnya " ? Reviewed by Unknown on 04.19 Rating: 5